Raja Ampat Island

Located off the northwest tip of Bird's Head Peninsula on the island of New Guinea, in Indonesia's West Papua province, Raja Ampat, or the Four Kings.

Komodo Island

Komodo Island, Komodo is one of the 17,508 islands that make up the Republic of Indonesia. The island is particularly notable as the natural habitat of the komodo dragon, the largest lizard on earth and consequently named after the island.

Bromo Mountain

Bromo Mountain, Mount Bromo (Indonesian: Gunung Bromo), is an active volcano and part of the Tengger massif, in East Java, Indonesia. At 2,329 metres (7,641 ft) it is not the highest peak of the massif, but is the most well known.

Green Canyon

Green Canyon, Tourist attractions are located in Green Canyon Village Kertayasa, Kudat, West Java, about 31 km from Pangandaran. Green Canyon name was introduced by travelers from France. The greenish color of river water may be the reason this place is called Green Canyon.

Borobudur Temple

Borobudur Temple, Borobudur, a Buddhist stupa in the Mahayana tradition, is the largest Buddhist monument in the world. Located on the Indonesian island of Java, 40 km (25mi) northwest of Yogyakarta, Borobudur was built around 750 AD.

Selasa, 09 Desember 2014

Backpacker Dadakan ke Tanjung Setia

Awalnya aku berencana untuk berlibur ke Yogyakarta dengan ikut kereta di Jum’at malam. Singkat cerita karena aku sudah pernah kesana, akhirnya aku merubah lokasi berlibur ke Lampung Barat, tepatnya ke Tanjung setia yang berada di wilayah pesisir selatan. Dengan berbekal informasi dari para blogger lainnya yang pernah kesana, kuyakinkan diriku untuk pergi kesana. Dan beginilah ceritanya….

Sore itu..sepulang kerja hujan masih rintik-rintik, namun hal tersebut tidak mematahkan semangatku untuk tetap berangkat ke Lampung. Selesai packing barang-barang yang cuma seadanya aku dan orang yang paling aku sayangi berangkat dari Pintu Tol Kebon Jeruk . Kami mulai perjalanan pada jam 20.10 naik bus Laju Prima AC dengan tarif Rp.35.000/org menuju Pelabuhan Merak lama perjalanan ± 3 jam. 
suasana didalam bus Laju Prima
Sesampainya di Pelabuhan Merak kami mampir sebentar ke Indomaret yg ada diarea Pelabuhan, untuk bekal dikapal. Setelah itu masuklah kami ke antrian untuk membeli tiket kapal. Harga tiket Kapal Ferry dari Merak – Bakauheni Rp.15.000/org. Saat itu kami naik KMP. Windu Karsa Pratama, kapal tersebut memiliki ruang bisnis lesehan dan bisnis sofa, namun karena aku ingin tempat yang bisa untuk tiduran maka aku upgrade ke ruang bisnis lesahan dengan biaya tambahan sebesar Rp.6.000/orang. Selama perjalan kami memanfaatkannya untuk istirahat, meski dengan tempat seadanya.
suasana ruang lesehan
Kapal berangkat menuju Pelabuhan Bakauheni sekitar jam 1.25 dan kapal sandar di Pelabuhan Bakauheni pada jam 3.59. Jadi lama perjalanan malam itu sekitar ± 2.5jam. Senang rasanya bisa menginjakkan kaki di pulau sumatera. Dengan peraaan yang senang (meski agak sedikit mengantuk) kami langsung bergegas menuju terminal untuk mencari bus jurusan Rajabasa. Saat keluar ada 2 bus yang menuju Rajabasa, melihat isi penumpang, kami memilih naik bus AC dengan tarif Rp.30.000/org dikarenakan isi busnya hamper penuh, jadi akan lebih cepat berangkat. Lama perjalanan Pelabuhan Bakauheni – Terminal Bus Rajabasa ± 2.5 jam saat itu, kami tiba di terminal pada pukul 6.15.

Cuaca yang cerah kami mengawali perjalanan pagi ini dengan sarapan nasi uduk, yang menurutku harganya ga worthed, nasi + telur bulat sambal balado + tempe goreng yang kecil dibanderol Rp.8.000. Ffiuh..tapi ya sudahlah yang penting saat itu perut kami terisi nasi. Maklum orang Indonesia banget kan :D

Perjalanan kami selanjutnya adalah Rajabasa – Tanjung Setia, berhubung ketika kami makan ada seorang agen bus yang bertanya2 padaku, maka pas sekali karena si abang tersebut membawa bus yang akan melewati lokasi tujuan kami. Merta Sari, itulah nama bus yang kami gunakan untuk sampai ke Tanjung Setia dengan tarif Rp.60.000/org. Agak mahal kan? Iya, tapi kalau saja kamu tau perjalanan Rajabasa – Tanjung Setia, kamu akan merubah asumsi mahal tersebut menjadi murah. :D

Sepanjang perjalanan kami melihat begitu banyak pemandangan indah, pohon kelapa yang amat rapi tertata, barisan bukit2, dan lahan kosong diantara rumah yang satu kerumah yang lain..tidak seperti Jakarta, rumah yang berdempetan satu sama lain hehehe…. Dengan jalur yang terkadang curam dan naik turun, rasanya perjalanan ini seperti tidak berujung. Bagaimana tidak? Kami berangkat dari Rajabasa sekitar jam 7.12 dan sekarang sudah jam 14.00, sekitar 5jam lebih dijalan dan masih agak jauh lokasi tujuan kami (lihat gps). 
hamparan sawah di lampung barat

pohon kelapa yang indah

kali di lampung barat

pemandangan indah diantara rumah

lalu lintas perempatan kota

2 jam kemudian sampailah kami di Tanjung Setia. Yeyyy..akhirnya….
welcome gate Tanjung Setia
Kami berjalan sedikit untuk mencari lokasi penginapan. Penginapan yang lumayan agak terkenal disitu adalah “Lovina Krui Surf”

eits..tapi aku tidak menginap disitu loh..karena pada saat mau masuk, disitu ada anjing, jadi aku memutuskan untuk menginap disebelahnya, yang ini nih...
penginapan yang kami sewa

tempat untuk rebahan

tempat tidur dan jendela

tampak dari dalam, kiri pintu keluar kanan ke kamar mandi

kamar mandi dengan kucuran

Sayangnya aku tidak melihat apa nama penginapannya. Berhubung kami wisatawan local, kami mendapatkan harga Rp.150.000/mlm. Entah bisa dikatakan murah atau sebaliknya (Relatif ya..). Kalau untuk wisatawan asing, biayanya 100.000/orang. Oiya..jangan berharap ada hotel mewah disini yah, karena kamu tidak akan mungkin mendapatkannya :) Saat itu kami juga menyewa motor dengan biaya Rp. 50.000/hari untuk berkeliling diwilayah tersebut, soalnya disitu ga ada transportasi yang seperti di Jakarta, setiap menit lewat. Jadi saranku, kalau kamu backpacker better ya sewa kendaraan (motor/mobil).
teras penginapan

pemandangan pantai dari penginapan

pemandangan pantai dari penginapan


Setelah merapihkan barang dikamar, kami langsung bergegas ke tepi pantai…Duhh..itulah ekspresi pertama yang aku ungkapkan, tepi pantai yang amat kotor ranting kayu..apa mungkin karena pemerintah setempat kurang memperhatikan lokasi wisata tersebut?

Padahal pantainya sendiri cukup bagus dengan pemandangan gunung disisi kanannya.

Airnya pun bersih, tidak butek seperti dipantai Jakarta yang butek karen sudah terkontaminasi...btw tu yang warnanya keruh bukan airnya lho yah..itu tumpukan pasir sama seperti dipinggir pantai, itu cetek.

Walaupun begitu aku tetap senang, karena pada saat itu..pantai tersebut seperti milik aku..dimana aku bisa foto semauku tanpa malu dengan orang2 disekitaran. Bisa main air kapanpun yang aku mau..karena gratis ke pantainya. :D

Langit mulai gelap, kami pun bergegas untuk mandi lalu mencari makan malam. Karena penginapan kami tidak menyediakan makan..hanya menyewakan tempat saja. Dengan motor yang telah kami sewa, berkelilinglah kami di pesisir selatan untuk mencari makan. Dan wauuuuww…sepanjang jalan gelap gulita, seperti kota mati. Ada apa?? Ternyata listrik yang dari aku sampi hingga malam tidak nyala juga. Ya itulah pemandangan malam kami ketika berkeliling pesisir selatan untuk mencari makan malam, yang endingnya kami hanya makan roti yang kami beli di Indomaret, karena tidak ada yang jual makan disekitar situ. Sedih..

Minggu pagi terbangun karena dinginnya angin yang benar2 menusuk dikulit. Ternyata hujanpun ikut setia diwilayah tersebut. Wohooo, selang beberapa jam kemudian..ketika menengok keluar jendela..kulihat hujanpun reda disertai dengan langit yang mulai sedikit cerah. Keluarlah kami untuk bermain2 ke tepi pantai. Dengan pemandangan yang masih agak gelap2 gimana gtuuu..kumulai jepret2 pemandangan sekitar. “Sayang!” lagi..lagi kataku, pemandangan sebagus ini tidak didukung dengan kebersihan disekitar pantai ini..waktu berlalu begitu cepat daaaan….aaargh usah jam 9.30. Bus yang berangkat menuju Rajabasa melintas hanya sampai jam 9. Duhh!!..gimana ini..jangan bilang kami harus menginap kembali disin.

Setelah bertanya kepada bapak pemilik penginapan, akhirnya kami coba nekad menunggu di tepi jalan, berharap ada bus yang lewat situ. 
 
tepi jalan Tanjung Setia

pantai dari tepi jalan, terlihat tumpukan ranting

lokasi surfing tanjung setia

Tapi 2 jam pun berlalu, bus pun tak kunjung lewat. Akhirnya kami mengikuti saran ibu yang baik hati yang tinggal ditepi jalan dimana kami menunggu. Naik angkutan liar (mobil carry) kami menuju Krui untuk naik bus dari sana. Tapi malang tak dapat ditolak..semua bus sudah berangkat..akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan jasa CV. Wijaya Travel. 
cv. wijaya travel
Sebenernya travel ini bisa langsung jemput ke tempat penginapan kami, tapi karena niat awal kami adalah mencari bus, jadi ya bolak balik deh..lokasinya dekat dengan terminal. 
terminal way batu, krui
arah ke tanjung setia

arah ke liwa
 Travel itulah yang mengantar kami dari Krui – Rajabasa dengan harga hampir 2x lipat yaitu Rp.110.000/org. Kami diantar menggunakan avanza. Sebenarnya bias dari Krui ke – Jakarta, tapi melihat harganya yang Rp.350.000/org..kami langsung sedih (namanya juga backpacker, naik travel aja sebenernya terpaksa :D).

Perjalanan sepanjang Krui – Rajabasa jauh lebih memacu adrenalin kami, karena bias dikatakan..driver kami saat itu patut diacungi 2 jempol..begitu lihai dalam mengayunkan setir, padahal jalur cuma muat 2 mobil (-__-) beginilah kira2 situasinya. Tapi kami bisa tiba 1.5 jam lebih cepat lhoo dari perkiraan semestinya 7jam jadi 5.5 jam.

Sekitar jam 20.00 kami sampai Terminal Bus Rajabasa dan naik bus biasa (tanpa AC) menuju Bakauheni dengan tariff lebih murah Rp.25.000. Dan sekitar jam 22.00 kami tiba di Bakauheni.
Dan perjalanan kami kembali ke Merak menggunakan kapal Royal Nusantara Surabaya dengan tariff yang sama Rp.15.000/org namun dengan fasilitas kapal yang berbeda. Dikapal ini tidak ada ruangan lesahan ataupun ruangan sofa. Disini cm ada ruangan AC dan NON AC. Kami ambil ruangan AC dengan biaya tambahan Rp.10.000/org, cukup mahal. Ya memang agak cukup mahal..ditambah lagi ketika kami beli segelas kopi seharga Rp.12.000 dan sebungkus popmie seharga Rp.18.000. So, next jangan jajan dikapal yah..mending beli dari luar aja, missal di Indomaret gtu…hehehehe
ini nih kapal yang kami naikki
pemandangan antrian kendaraan sebelum masuk kapal
ruang bisnis AC di kapal

Sekitar jam 00.12 kapal pun lepas jangkar dan wauwww..sekitar jam 1.59 kapal sudah tiba di Pelabuhan Merak..namun sayang..kapal tidak bisa sandar karena ada 2 antrean kapal didepan..yang akhirnya kami harus menunggu 2 jam untuk dapat turun dari kapal. Melihat waktu telah menunjukkan jam 4.10, kami segera bergegas untuk ke terminal dan mencari bus seadanya, karena kami turun di Tol Kebon Jeruk yang sebagian bus melewati tol tersebut. Akhirnya kami naik bus Arimbi rute Bekasi dengan tariff agak sedikit mahal yaitu Rp.37.000. Lagi..lagi..malang tak dapat ditolak, perjalan disenin pagi memang sunggu luar biasa, apalagi jalur tol menuju tomang adalah jalur macet, maka kami menghabiskan waktu ± 4.5jam Merka – Kebon Jeruk..gilaaaa..waktu mepet banget untuk masuk ke kantor, tapi berhubung aku karyawan yang loyalitas, sampai rumah beberes dan mandi..langsung berangkat kerja…

Ya begitulah teman2 pengalaman saya selama ke Tanjung Setia, menyedihkan karena memang saya ngeyel kalau ingin sesuatu..meskipun sadar lagi musim hujan, tapi ya tetap aja berangkat..jadi begiu deh akhirnya. Semoga pengalaman saya bermanfaat untuk teman2 yang ingin berlibur ke wisata Tanjung Setia berikutnya..
Kalau ada yang ingin ditanyakan soal penginapan dan travel bisa hubungi saya kesini, nanti saya kasih kontaknya yah.. :)

Salam blogger!!