Awalnya aku berencana
untuk berlibur ke Yogyakarta dengan ikut kereta di Jum’at malam. Singkat cerita
karena aku sudah pernah kesana, akhirnya aku merubah lokasi berlibur ke Lampung
Barat, tepatnya ke Tanjung setia yang berada di wilayah pesisir selatan. Dengan
berbekal informasi dari para blogger lainnya yang pernah kesana, kuyakinkan
diriku untuk pergi kesana. Dan beginilah ceritanya….
Sore itu..sepulang
kerja hujan masih rintik-rintik, namun hal tersebut tidak mematahkan semangatku
untuk tetap berangkat ke Lampung. Selesai packing barang-barang yang cuma seadanya
aku dan orang yang paling aku sayangi berangkat dari Pintu Tol Kebon Jeruk . Kami
mulai perjalanan pada jam 20.10 naik bus Laju Prima AC dengan tarif Rp.35.000/org
menuju Pelabuhan Merak lama perjalanan
± 3 jam.
|
suasana didalam bus Laju Prima |
Sesampainya di Pelabuhan Merak kami
mampir sebentar ke Indomaret yg ada diarea Pelabuhan, untuk bekal dikapal.
Setelah itu masuklah kami ke antrian untuk membeli tiket kapal. Harga tiket
Kapal Ferry dari Merak – Bakauheni Rp.15.000/org. Saat itu kami naik KMP. Windu
Karsa Pratama, kapal tersebut memiliki ruang bisnis lesehan dan bisnis sofa,
namun karena aku ingin tempat yang bisa untuk tiduran maka aku upgrade ke ruang
bisnis lesahan dengan biaya tambahan sebesar Rp.6.000/orang. Selama perjalan
kami memanfaatkannya untuk istirahat, meski dengan tempat seadanya.
|
suasana ruang lesehan |
Kapal berangkat menuju Pelabuhan
Bakauheni sekitar jam 1.25 dan kapal sandar di Pelabuhan Bakauheni pada jam 3.59.
Jadi lama perjalanan malam itu sekitar ± 2.5jam. Senang rasanya bisa menginjakkan
kaki di pulau sumatera. Dengan peraaan yang senang (meski agak sedikit
mengantuk) kami langsung bergegas menuju terminal untuk mencari bus jurusan
Rajabasa. Saat keluar ada 2 bus yang menuju
Rajabasa, melihat isi penumpang, kami memilih naik bus AC dengan tarif Rp.30.000/org
dikarenakan isi busnya hamper penuh, jadi akan lebih cepat berangkat. Lama
perjalanan Pelabuhan Bakauheni – Terminal Bus Rajabasa ± 2.5 jam saat itu, kami
tiba di terminal pada pukul 6.15.
Cuaca yang cerah kami mengawali
perjalanan pagi ini dengan sarapan nasi uduk, yang menurutku harganya ga
worthed, nasi + telur bulat sambal balado + tempe goreng yang kecil dibanderol
Rp.8.000. Ffiuh..tapi ya sudahlah yang penting saat itu perut kami terisi nasi.
Maklum orang Indonesia banget kan :D
Perjalanan kami selanjutnya adalah
Rajabasa – Tanjung Setia, berhubung ketika kami makan ada seorang agen bus yang
bertanya2 padaku, maka pas sekali karena si abang tersebut membawa bus yang
akan melewati lokasi tujuan kami. Merta Sari, itulah nama bus yang kami gunakan
untuk sampai ke Tanjung Setia dengan tarif Rp.60.000/org. Agak mahal kan? Iya,
tapi kalau saja kamu tau perjalanan Rajabasa – Tanjung Setia, kamu akan merubah
asumsi mahal tersebut menjadi murah. :D
Sepanjang perjalanan kami melihat
begitu banyak pemandangan indah, pohon kelapa yang amat rapi tertata, barisan
bukit2, dan lahan kosong diantara rumah yang satu kerumah yang lain..tidak
seperti Jakarta, rumah yang berdempetan satu sama lain hehehe…. Dengan jalur
yang terkadang curam dan naik turun, rasanya perjalanan ini seperti tidak
berujung. Bagaimana tidak? Kami berangkat dari Rajabasa sekitar jam 7.12 dan
sekarang sudah jam 14.00, sekitar 5jam lebih dijalan dan masih agak jauh lokasi
tujuan kami (lihat gps).
|
hamparan sawah di lampung barat |
|
pohon kelapa yang indah |
|
kali di lampung barat |
|
pemandangan indah diantara rumah |
|
lalu lintas perempatan kota |
2 jam kemudian sampailah kami di
Tanjung Setia. Yeyyy..akhirnya….
|
welcome gate Tanjung Setia |
Kami berjalan sedikit untuk mencari
lokasi penginapan. Penginapan yang lumayan agak terkenal disitu adalah “Lovina
Krui Surf”
eits..tapi aku tidak menginap disitu loh..karena pada saat mau
masuk, disitu ada anjing, jadi aku memutuskan untuk menginap disebelahnya, yang ini nih...
|
penginapan yang kami sewa |
|
tempat untuk rebahan |
|
tempat tidur dan jendela |
|
tampak dari dalam, kiri pintu keluar kanan ke kamar mandi |
|
kamar mandi dengan kucuran |
Sayangnya
aku tidak melihat apa nama penginapannya. Berhubung kami wisatawan local, kami
mendapatkan harga Rp.150.000/mlm. Entah bisa dikatakan murah atau sebaliknya (Relatif
ya..). Kalau untuk wisatawan asing, biayanya 100.000/orang. Oiya..jangan berharap ada hotel mewah disini yah, karena kamu tidak akan mungkin mendapatkannya :) Saat itu kami
juga menyewa motor dengan biaya Rp. 50.000/hari untuk berkeliling diwilayah
tersebut, soalnya disitu ga ada transportasi yang seperti di Jakarta, setiap
menit lewat. Jadi saranku, kalau kamu backpacker better ya sewa kendaraan
(motor/mobil).
|
teras penginapan |
|
pemandangan pantai dari penginapan |
|
pemandangan pantai dari penginapan |
Setelah merapihkan barang dikamar,
kami langsung bergegas ke tepi pantai…Duhh..itulah ekspresi pertama yang aku
ungkapkan, tepi pantai yang amat kotor ranting kayu..apa mungkin karena pemerintah setempat
kurang memperhatikan lokasi wisata tersebut?
Padahal pantainya sendiri cukup
bagus dengan pemandangan gunung disisi kanannya.
Airnya pun bersih, tidak butek
seperti dipantai Jakarta yang butek karen sudah terkontaminasi...btw tu yang warnanya keruh bukan airnya lho yah..itu tumpukan pasir sama seperti dipinggir pantai, itu cetek.
Walaupun begitu aku tetap senang, karena pada saat
itu..pantai tersebut seperti milik aku..dimana aku bisa foto semauku tanpa malu
dengan orang2 disekitaran. Bisa main air kapanpun yang aku mau..karena gratis
ke pantainya. :D
Langit mulai gelap, kami pun bergegas
untuk mandi lalu mencari makan malam. Karena penginapan kami tidak menyediakan
makan..hanya menyewakan tempat saja. Dengan motor yang telah kami sewa,
berkelilinglah kami di pesisir selatan untuk mencari makan. Dan wauuuuww…sepanjang
jalan gelap gulita, seperti kota mati. Ada apa?? Ternyata listrik yang dari aku
sampi hingga malam tidak nyala juga. Ya itulah pemandangan malam kami ketika
berkeliling pesisir selatan untuk mencari makan malam, yang endingnya kami
hanya makan roti yang kami beli di Indomaret, karena tidak ada yang jual makan
disekitar situ. Sedih..
Minggu pagi terbangun karena dinginnya
angin yang benar2 menusuk dikulit. Ternyata hujanpun ikut setia diwilayah
tersebut. Wohooo, selang beberapa jam kemudian..ketika menengok keluar
jendela..kulihat hujanpun reda disertai dengan langit yang mulai sedikit cerah.
Keluarlah kami untuk bermain2 ke tepi pantai. Dengan pemandangan yang masih
agak gelap2 gimana gtuuu..kumulai jepret2 pemandangan sekitar. “Sayang!”
lagi..lagi kataku, pemandangan sebagus ini tidak didukung dengan kebersihan disekitar
pantai ini..waktu berlalu begitu cepat daaaan….aaargh usah jam 9.30. Bus yang
berangkat menuju Rajabasa melintas hanya sampai jam 9. Duhh!!..gimana
ini..jangan bilang kami harus menginap kembali disin.
Setelah bertanya kepada bapak pemilik
penginapan, akhirnya kami coba nekad menunggu di tepi jalan, berharap ada bus
yang lewat situ.
|
tepi jalan Tanjung Setia |
|
pantai dari tepi jalan, terlihat tumpukan ranting |
|
lokasi surfing tanjung setia |
Tapi 2 jam pun berlalu, bus pun tak kunjung lewat. Akhirnya
kami mengikuti saran ibu yang baik hati yang tinggal ditepi jalan dimana kami
menunggu. Naik angkutan liar (mobil carry) kami menuju Krui untuk naik bus dari
sana. Tapi malang tak dapat ditolak..semua bus sudah berangkat..akhirnya kami
memutuskan untuk menggunakan jasa CV. Wijaya Travel.
|
cv. wijaya travel |
Sebenernya travel ini bisa langsung jemput ke tempat penginapan kami,
tapi karena niat awal kami adalah mencari bus, jadi ya bolak balik deh..lokasinya dekat dengan terminal.
|
terminal way batu, krui |
|
arah ke tanjung setia |
|
arah ke liwa |
Travel itulah yang mengantar kami dari
Krui – Rajabasa dengan harga hampir 2x lipat yaitu Rp.110.000/org. Kami diantar
menggunakan avanza. Sebenarnya bias dari Krui ke – Jakarta, tapi melihat
harganya yang Rp.350.000/org..kami langsung sedih (namanya juga backpacker, naik travel aja sebenernya terpaksa :D).
Perjalanan sepanjang Krui – Rajabasa jauh
lebih memacu adrenalin kami, karena bias dikatakan..driver kami saat itu patut
diacungi 2 jempol..begitu lihai dalam mengayunkan setir, padahal jalur cuma muat
2 mobil (-__-) beginilah kira2 situasinya. Tapi kami bisa tiba 1.5 jam lebih cepat lhoo dari perkiraan semestinya 7jam jadi 5.5 jam.
Sekitar jam 20.00 kami sampai Terminal Bus Rajabasa dan naik bus biasa
(tanpa AC) menuju Bakauheni dengan tariff lebih murah Rp.25.000. Dan sekitar
jam 22.00 kami tiba di Bakauheni.
Dan perjalanan kami kembali ke Merak
menggunakan kapal Royal Nusantara Surabaya dengan tariff yang sama
Rp.15.000/org namun dengan fasilitas kapal yang berbeda. Dikapal ini tidak ada
ruangan lesahan ataupun ruangan sofa. Disini cm ada ruangan AC dan NON AC. Kami
ambil ruangan AC dengan biaya tambahan Rp.10.000/org, cukup mahal. Ya memang
agak cukup mahal..ditambah lagi ketika kami beli segelas kopi seharga Rp.12.000
dan sebungkus popmie seharga Rp.18.000. So, next jangan jajan dikapal
yah..mending beli dari luar aja, missal di Indomaret gtu…hehehehe
|
ini nih kapal yang kami naikki |
|
pemandangan antrian kendaraan sebelum masuk kapal |
|
ruang bisnis AC di kapal |
Sekitar jam 00.12 kapal pun lepas
jangkar dan wauwww..sekitar jam 1.59 kapal sudah tiba di Pelabuhan Merak..namun sayang..kapal
tidak bisa sandar karena ada 2 antrean kapal didepan..yang akhirnya kami harus
menunggu 2 jam untuk dapat turun dari kapal. Melihat waktu telah menunjukkan jam
4.10, kami segera bergegas untuk ke terminal dan mencari bus seadanya, karena
kami turun di Tol Kebon Jeruk yang sebagian bus melewati tol tersebut. Akhirnya
kami naik bus Arimbi rute Bekasi dengan tariff agak sedikit mahal yaitu
Rp.37.000. Lagi..lagi..malang tak dapat ditolak, perjalan disenin pagi memang
sunggu luar biasa, apalagi jalur tol menuju tomang adalah jalur macet, maka
kami menghabiskan waktu ± 4.5jam Merka – Kebon Jeruk..gilaaaa..waktu mepet
banget untuk masuk ke kantor, tapi berhubung aku karyawan yang loyalitas,
sampai rumah beberes dan mandi..langsung berangkat kerja…
Ya begitulah teman2 pengalaman saya selama
ke Tanjung Setia, menyedihkan karena memang saya ngeyel kalau ingin
sesuatu..meskipun sadar lagi musim hujan, tapi ya tetap aja berangkat..jadi
begiu deh akhirnya. Semoga
pengalaman saya bermanfaat untuk teman2 yang ingin berlibur ke wisata Tanjung Setia
berikutnya..
Kalau ada yang ingin ditanyakan soal penginapan dan travel bisa hubungi saya kesini, nanti saya kasih kontaknya yah.. :)
Salam blogger!!